Memasuki usia delapan tahun sebagai platform marketplace online, Bukalapak mengumumkan tengah berupaya membangun pusat riset di Bandung. Pusat riset Bukalapak nantinya memiliki fungsi untuk mempelajari dan mengembangkan teknologi terkini, yang kemungkinan bakal diterapkan di platform Bukalapak.
Menurut Founder sekaligus CEO Bukalapak, Achmad Zaky, pusat riset ini ditargetkan bisa beroperasi secara penuh pada pertengahan 2018. Pusat riset ini, kata Zaky, juga merupakan bentuk pemikiran jangka panjang perusahaan dengan meneliti teknologi terbaru seperti artificial intelligence, drone delivery, machine learning, hingga blockchain.
Zaky menuturkan teknologi-teknologi seperti ini mungkin bisa digunakan di masa mendatang. Namun seperti apa contoh penerapan teknologi tersebut di platform Bukalapak, Zaky mengaku belum mengetahuinya.
Jika dalam riset itu ditemui kegagalan, Zaky menilai hal tersebut cukup normal. Namun menurutnya dari situ justru bisa dilihat temuan mana yang mungkin bisa digunakan untuk perusahaan. “Gagal itu normal, tapi pasti ada yang berhasil, atau setidaknya dari (riset) turunannya,” ucapnya.
Jika hal ini sudah resmi berjalan, maka Bukalapak akan menjadi startup berikutnya yang membangun pusat riset di Indonesia. Sebelumnya, ada Grab yang mendirikan pusat riset dan pengembangan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pusat riset tersebut merupakan salah satu bagian dari investasi Grab di Indonesia sebesar US$700 juta (sekitar Rp9,3 triliun).
Adapun pihak Bukalapak tak menyebut berapa dana yang mereka gelontorkan untuk membangun pusat riset di Bandung. Zaky hanya menyebut pusat riset ini fokus pada pengembangan software dan hardware. “Kami ingin buka pusat riset juga sebagai rencana ekspansi talent. Karena talent adalah kunci mengembangkan bisnis,” kata Zaky.
Sumber : techinasia
Gambar : google
Leave a Comment