Menurut Wall Street Journal, dua investor besar KKR & Co. dan Warburg Pincus LLC tengah menjalani proses diskusi untuk berinvestasi di perusahaan transportasi on-demand tanah air, GO-JEK. Mereka dikabarkan akan berpartisipasi dalam putaran pendanaan terbaru senilai US$400 juta (sekitar Rp5,2 triliun), yang akan menaikkan valuasi GO-JEK menjadi US$1,2 miliar (sekitar Rp15,7 triliun).
Apabila investasi tersebut terlaksana, maka GO-JEK akan menjadi startup unicorn pertama yang berasal dari Indonesia. Valuasi ini juga akan membuat GO-JEK semakin mendekati valuasi pesaing mereka di tanah air, Grab, yang bernilai US$1,6 miliar (sekitar Rp21 triliun). Meski begitu, angka valuasi kedua startup ini tetap jauh di bawah Uber yang telah mencapai US$68 miliar (sekitar Rp891,6 triliun).
Nadiem Makarim (CEO GO-JEK)
KKR & Co. sendiri merupakan investor asal Amerika Serikat yang pernah berinvestasi di perusahaan makanan asal tanah air, Japfa. Mereka juga mempunyai investasi di startup fantasy sport FanDuel. Sedangkan Warburg Pincus LLC adalah investor dari Quikr, sebuah platform iklan baris di India, serta CarTrade, agregator penjualan mobil yang juga berasal dari India.
Sebelumnya, GO-JEK telah memiliki beberapa investor besar seperti Sequoia Capital, NSI Ventures yang merupakan bagian dari Northstar Group, serta DST Global yang dipimpin oleh investor awal dari Facebook dan Twitter.
Saat ini, GO-JEK telah beroperasi di 14 kota di Indonesia. Mereka juga telah meluncurkan berbagai layanan, mulai dari jasa pengantaran orang (GO-RIDE), makanan (GO-FOOD), barang (GO-SEND), serta barang belanjaan (GO-MART). Selain itu, GO-JEK juga telah menghadirkan jasa-jasa on-demand lain seperti GO-MASSAGE, GO-CLEAN, GO-GLAM, dan GO-TIX. Mereka bahkan sudah mempunyai layanan pembayaran non tunai GO-PAY.
Menurut Wall Street Journal, GO-JEK telah menghabiskan dana sebesar US$73 juta (sekitar Rp957 miliar) untuk menumbuhkan bisnis mereka antara bulan Oktober 2015 hingga Maret 2016. Hal tersebut membuat mereka hanya mempunyai simpanan uang sebesar US$100 juta (sekitar Rp1,3 triliun) di bulan Maret 2016. Hal ini kemungkinan merupakan alasan yang mendorong mereka untuk kemudian membuka putaran pendanaan terbaru.
Pada bulan Januari 2016, GO-JEK telah menerima lebih dari 340.000 order setiap harinya. Dari setiap pemesanan tersebut, rata-rata pengguna membayar US$3 (sekitar Rp39 ribu). Dalam konferensi Tech in Asia Bangalore 2016, Aakash Dharmadhikari (CPO GO-JEK) mengatakan kalau sejak Mei 2015 hingga Juni 2016 pertumbuhan pengguna GO-JEK mencapai 100 kali lipat.
Apabila berhasil menjadi unicorn, maka GO-JEK akan bergabung dengan beberapa startup lain asal Asia Tenggara yang juga telah berhasil mendapat predikat tersebut tahun ini. Pada bulan Maret 2016, Garena berhasil meraih pendanaan sebesar US$170 juta (sekitar Rp2,2 triliun) yang menaikkan valuasi mereka menjadi US$3,75 miliar (sekitar Rp49 triliun). Selain itu, nama lain yang juga berhasil menjadi unicorn tahun ini adalah Lazada, yang diakuisisi oleh Alibaba dengan nilai US$1 miliar (sekitar Rp13 triliun).
Sumber : techinasia.com
Gambar : caracekterupdate.com
Leave a Comment