Layanan transportasi online memberikan kontribusi berarti bagi kaum urban di ibu kota. Hal ini juga berimbas pada melesatnya bisnis dari Grab yang sejak Januari 2016 silam melakukan rebrand dari nama GrabTaxi.
Melalui siaran pers yang Tech in Asia terima, Grab memaparkan bahwa Indonesia menyumbang pertumbuhan cukup besar dalam layanan yang dimilikinya, terlebih pada layanan GrabCar dan GrabBike. Dua layanan tersebut tumbuh hingga 250 kali sejak pertengahan 2015.
Grab juga mengoptimasi layanan machine learning dan kemampuan analitik data untuk membuat pengguna memahami keseluruhan layanan yang dimiliki Grab. Sebagai hasilnya, di 2016 layanan GrabBike tumbuh 300 persen dibanding tahun sebelumnya meski mengurangi subsidi secara perlahan. Keuntungan lainnya dari optimasi fitur adalah satu dari empat pengguna aktif Grab menggunakan layanan di luar GrabBike di kesehariannya.
Lebih lanjut, dengan total penduduk mencapai 250 juta jiwa, Indonesia memberikan jumlah perjalanan terbesar melalui aplikasi dibandingkan dengan negara lainnya seperti Vietnam, Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Grab secara khusus memfokuskan bisnisnya di Jakarta, yang didiami oleh lebih dari 30 juta penduduk di mana Grab memberikan layanan ojek, penyewaan mobil pribadi, dan pemesanan taksi online. Grab juga berencana untuk melakukan ekspansi ke lebih dari delapan kota besar di luar kota Jakarta, yang memiliki total populasi sebesar 38 juta.
Aplikasi Grab di platform Android dan iOS telah mendapat unduhan lebih dari 17 juta kali dan 320.000 pengemudi di 30 kota di seluruh Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Di Asia Tenggara, Grab berkompetisi dengan UBER dalam memperoleh pasar potensial di bidang layanan transportasi. Sedangkan di Indonesia, Grab bersaing ketat dengan GO-JEK yang terus menghadirkan layanan serupa, seperti logistik, pengantaran makanan, pembayaran tanpa uang kas, dan belanja pesan-antar.
Sumber : techinasia.com
Gambar : techinasia.com
Leave a Comment