Neliti merupakan perangkat lunak fase beta yang dikembangkan untuk membangun dan mengelola repositori berbentuk perpustakaan digital dan jurnal ilmiah online. Startup ini didirikan oleh dua orang yakni Anton Lucanus (CEO).
Pasar yang dituju oleh Neliti adalah institusi pendidikan dan individu dari kalangan akademis. Saat ini di basis Neliti sudah ada lebih dari 200 publikasi penelitian. Platform ini juga sudah diakses lebih dari 3 juta per bulan.
Platform ini oleh pustakawan atau pengelola jurnal ilmiah dari organisasi dapat digunakan untuk mengelola repositori sesuai dengan kebutuhannya. Adapun, untuk peneliti, dosen, dan mahasiswa, platform ini dapat digunakan untuk mencari informasi yang berhubungan dengan penelitian.
“Masalah yang ingin Neliti atasi adalah banyaknya riset-riset di Indonesia yang tidak tersedia secara online. Indonesia mempunyai kurang lebih 120.000 perpustakaan di bawah universitas, badan pemerintahan dan lembaga penelitian yang menerbitkan jutaan publikasi tiap tahun. Penelitian ini sangat penting untuk mengatasi masalah sosial, ekonomi, kesehatan dan lingkungan di Indonesia. Namun, saat ini hanya sekitar 28% penelitian tersebut tersedia secara online.”
Menurut Anton berdasarkan temuan tersebut mengindikasikan bahwa peneliti mengalami kesulitan dalam mengakses pengetahuan yang mereka butuhkan dalam risetnya. Hal itu juga menandakan bahwa penelitian di Indonesia jarang dibaca oleh kalangan pembuat kebijakan.
Di bawah naungan dari PT Neliti Teknologi Indonesia, startup ini telah mendapatkan pendanaan dari Perpustakaan Nasional RI. Anton juga menyatakan di tahun 2019 ini, pihak Neliti berencana untuk meningkatkan bisnisnya dengan melakukan fundraising dan investor.
Selain itu, kelebihan yang dimiliki oleh Neliti dibandingkan dengan repositori lainnya adalah pengembangan repositori yang jauh lebih mudah dan murah. Pengguna dapat membangun repositori dalam waktu 5 menit dengan biaya minimal. Kini Neliti berencana untuk merilis lebih banyak fitur dan meluncurkan versi finalnya. Salah satu fiturnya memungkinkan penggunanya untuk melakukan personalisasi pada desain website jurnal.
Sumber: DailySocial
Gambar: neliti.com
Leave a Comment